Suka orang lokal, interlokal, nasional, atau Internasional?
Hemm,,
Berusaha menjawab pertanyaan orang-orang yang penasaran kenapa saya lebih suka orang Korea daripada orang Indonesia. Apa saya lebih ingin menikah dengan orang Korea daripada dengan orang Indonesia.
Pertanyaan-pertanyaan itu sering saya dapat akhir-akhir ini mungkin karena saya sering publish atau tulis status tentang Korea.
Saya tidak bisa menjawab iya atau tidak...
Sebenarnya kalau diruntut kejadiannya, saya suka Korea atau Jepang sudah sejak awal-awal SMP. Tapi saya jadi sangat suka dan serius belajar Korea sekitar bulan September 2011.
Sebelum 2011, saya sudah suka dunia perJepang-an dan dunia perKorea-an. Tapi dulu hanya sebatas suka nonton dramanya saja. Jadi tidak pernah membayangkan akan suka atau hubungan dengan orang Korea. Karena saya sukanya sama orang Indonesia. Tidak hanya suka, bahkan kami sudah punya rencana untuk menikah. Jadi dulu gantengnya orang Korea tidak dapat mengalihkan dunia saya dari orang Indonesia yang sering saya panggil "aa" itu.
Sampai akhirnya Juli 2011 kami memutuskan untuk "selesai" dan rencana yang pernah dibuat juga otomatis selesai.
Sedih?
Pasti !
Pokoknya tidak kalah dramatis dengan drama-drama Korea :D
Agustus 2011 ada teman yang menyarankan saya untuk membuat akun di interpals. Katanya disana kita bisa belajar bahasa Korea dan Jepang dengan penutur aslinya. Dengan belajar bahasa Korea di interplas dia berharap saya tidak galau lagi. Saya pun berharap seperti itu.
Setelah membuat akun dan mulai punya banyak teman yang rata-rata memang orang Korea, saya jadi lupa kalau saya sedang galau^^
Setiap hari belajar bahasa Korea dengan orangnya langsung serasa main drama. Biasanya saya dengar kalimat-kalimat bahasa Korea hanya melalui drama, tapi ini langsung dari penuturnya dan kalimat itu untuk saya. Wuaaah benar-benar menyenangkan. Saya jadi lupa "aa" iu siapa ya, sekarang taunya malah " Oppa" haha.
Sejak 2011 sampai sekarang, saya tidak pernah dekat lagi dengan orang Indonesia. Kalaupun ada itu hanya teman. Trauma? Bukan. Saya hanya belum siap untuk sedih lagi :D
Kalau sama orang Korea, meskipun gak "jadi", sedihnya gak terlalu amat sangat karena memang dari awal kita memang berada di tempatnyang jauh.
Tapi kalau sama orang Indonesia? kalau gak jadi "lagi" takutnya sedih lagi. Dan itu yang saya belum siap.
Kalau sama orang Korea, meskipun gak "jadi", sedihnya gak terlalu amat sangat karena memang dari awal kita memang berada di tempatnyang jauh.
Tapi kalau sama orang Indonesia? kalau gak jadi "lagi" takutnya sedih lagi. Dan itu yang saya belum siap.
Ok, kembali lagi ke judul postingan saya hari ini, sebenarnya saya suka yang lokal, interlokal, nasional, atau internasional?
Lokal : meskipun asal saya dari Surabaya, saya tidak pernah mengkriteriakan saya sukanya cuma sama orang Surabaya, suami saya harus orang Surabaya. Buktinya?dulu aa dari salah satu kota di Jawa Bara.
Interlokal : ya, saya tidak suka rasis. Mau Surabaya, Jogja, Jakarta, Medan, Papua, Makassar, kalau sudah suka ya suka saja. Kalau sudah jodoh menurut sama tidak menenal batas daerah.
Nasional : Kalau dibilang saya suku apa saya juga bingung. Ibu Jawa, bapak Madura. Jadi saya tidak pernah bilang "saya maunya nikah sama orang Jawa saya, gak mau sama orang ini bla bla". Mungkin karena saya dibesarkan di lingkungan yang terdiri dari macam-macam suku misalnyamseperti jawa, madura, sunda, cina, jadi rasa Bhinneka Tunggal Ika saya sangat kuat ^^ tidak peduli itu suku bugis atau batak kalau memang suka ya suka
Internasional : Jepang? Korea? Eropa? Afrika? Amerika? apapun itu, saya tidak menolak. Kalau jodoh saya memang Adam Levine, kenapa nggak? :D
Bagi saya, lokal, interlokal, nasioanl, internasional semuanya baik. Tidak ada suku yang lebih baik dari suku lainnya. Tidak ada negara yang lebih baik dari negara lainnya. Karena bagi masing-masing orang tentu saja suku dan negaranya yang terbaik :)
Merdeka !