Pertama kali naik KRL waktu berangkat tes mengajar di tempat kerja saya yang sekarang. Jam 07.00 di dalam kereta sudah banyak mas-mas dan mbak-mbak yang terlihat sedang akan berangkat kerja. Ada juga yang bawa koper entah untuk traveling atau adek-adek mahasiswa yang akan melaksanakan KKN di luar kota. Suasananya mengingatkan saya dengan suasana naik MRT di Singapura ataupun LRT di Malaysia.
Dari beberapa kali naik KRL hampir selalu penuh dan gak kebagian tempat duduk. Tapi saya merasa lebih seru ketika berdiri, berpegangan ke handlenay sambil pake headset dengern musik. Sudah berasa lagi di Korea beneran gak sih haha
Sama seperti MRT ataupun LRT pada umumnya, di KRL tidak diperbolehkan makan dan minum ataupun duduk di lantai. Waktu ada penumpang yang duduk di lantai pakai alas tas ransel langsung ditegur sama petugasnya.
Kartu Komuter |
Harga tiket KRL jauh dekat sama, Rp 8.000
Jadi dari Solo ke Jogja perlu membayar Rp 8.000 padahal kalau naik ojek online bisa sampai Rp 100.000 T.T kalau yang mau jalan-jalan ke Jogja tapi dana pas-pasan, naik KRL bisa jadi pilihan.
Metode pembayarannya bisa menggunakan KMT (Kartu Multi Trip) ataupun Gopay. KMT bisa dibeli di stasiun. Misal saldo habis juga bisa langsung top up di stasiun. Kalau malas top up dan gak mau pakai kartu, kita bisa menggunakan Gopay. Praktis. Gak perlu antri.
Kesan selama naik KRL
( - ) Rameee. Apalagi kalau yang naik berkelompok dan ngobrol atau tertawa keras. Sangat menggangguu. Tapi yaaa anamanya aja transportasi umum yaa. Shikatanaineee.
( - ) Gak kebagian tempat duduk. Berdiri ham pir 2 jam dari Solo ke Jogja. Capeek.
( + ) Murah
( + ) Cepat sampe. Gak ada macet
( + ) Keretanya bermotif batik. Sukaaa.
( + ) Petugasnya keren dalam melaksanakan tugas. Mau menegur penumpang yang duduk di lantai dan tidak memebrikan tempat duduk prioritas kepada yang memerlukan. Mencarikan tempat duduk untuk ibu-ibu yang bawa anak. Kudos to petugas KRL.
No comments:
Post a Comment