Sebenarnya semacam maju mundur mau posting tentang buku ini. Ngerasanya gak pantes posting tentang buku agama. Seperti biasa pikiran negatif saya selalu minta perhatian lebih. Sukanya ngobrol sendiri "akhlak minus mau posting tentang buku agama. Gak pantes Mia, gak pantes.
Tapi setelah proses diskusi dengan diri sendiri akhirnya saya memutuskan untuk menulis tentang buku ini. Karena? Karena isi buku ini terlalu bagus untuk saya simpan sendiri.
Seni Merayu Tuhan
Baca judulnya pertama kali sudah langsung tertarik ingin segera baca. Biasa, pikirannya pasti gimana caranya merayu Tuhan biar kasih jodoh, kasih rejeki dan hajat-hajat lainnya.
Awalnya saya kira merayu Tuhan yang ditulis dalam buku berupa ibadah harian seperti yang sudah kita kerjakan sehari-hari seperti sholat, baca Al Quran dan sebagainya. Ternyata tidak sesempit itu.
Apa yang ingin Habib Ja'far ajarkan melalui buku ini?
1. Rendah hati
Dalam buku ini Habib Ja'far mengajak kita untuk rendah hati. Tidak merasa lebih baik dari yang lain. Apalagi merasa hebat, merasa paling religius dan paling dekat dengan Tuhan. Melihat orang lain berbuat dosa langsung menghakimi. Jadi bahan ghibah dengan dalih "sekedar mengingatkan".
"Allah yang memegang dan membolak-balikkan hati manusia. Bisa jadi hari ini kita beriman ternyata besok kita yang berbuat dosa. Bisa jadi hari ini orang lain yang berbuat dosa, besoknya dia yang jadi ahli ibadah. Tidak ada yang tau. Jadi, rendah hatilah."
2. Optimis
Bagi orang yang banayak dosa seperti saya, membaca buku ini semacam oase di tengah padang pasir. Semacam memberi harapan bahwa orang yang pernah berbuat dosa pun masih ada harapan untuk merayu Tuhan. Masih ada harapan untuk mendapatakan cinta dari Tuhan. Jadi mendekatlah jangan malah menjauh.
3. Back on the track
No comments:
Post a Comment